Oleh : Dwi Adi Sunarko
Di Indonesia Manajemen Kontraktor mulai terdengar pada tahun 2017 bersamaan dengan terbitnya Undang Undang Jasa Konstruksi, dan mulai terdengar kembali pada saat ini terkait konsep Omnibus Law. Ada yang mendengar bahwa Manajemen Kontraktor adalah bentuk dimana semua pekerjaan konstruksi dalam kontrak mainkon wajib diberikan/dikerjakan seluruhnya oleh subkon. Lalu apakah pengertian ini sudah sesuai dengan keilmuan manajemen kontrak konstruksi atau ini adalah jenis atau konsep baru made in Indonesia.
Procurement Route adalah hal pertama yang perlu dipilih sebelum pada akhirnya menuju pada kontrak konstruksi. Umumnya sebuah pertimbangan diajukan dalam bentuk analisa yang mencangkup lingkup dan jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan, mutu dan biaya. Procurement Route berisi paket lengkap tentang metode tender, jenis kontrak dan seluruh aturan main para pihak. Namun diluar hal itu, ini merupakan bentuk strategi dalam meraih sebuah tujuan dari kebutuhan pemberi kerja.
Banyak faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan Procurement Route, termasuk apakah pemberi kerja mengetahui industri konstruksi atau tidak, terutama dalam pekerjaan konstruksi yang khusus dan komplek. Pemilihan juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan tidak boleh dibuat secara sewenang-wenang tetapi perlu analisis yang cermat tentang situasi kondisi dengan mempertimbangkan pertimbangan antara lain seperti berikut (Deciding on the appropriate JCT):
· The Nature of The Project
Misalnya - apakah ini bangunan terpisah yang sama sekali baru; ekstensi ke bangunan yang ada; pekerjaan perbaikan; pemulihan struktur bersejarah; pemulihan setelah kerusakan kebakaran atau bangunan terlantar; program perbaikan dan pemeliharaan yang melibatkan banyak bangunan?
· The Scope of The Works
Misalnya - apakah ada sesuatu yang tidak biasa tentang ukuran, kompleksitas atau terkait lokasi pekerjaan; apakah ada masalah akses menuju lokasi proyek; melakukan desain inovatif menuntut metode konstruksi yang canggih; apakah ada pekerjaan subkontraktor spesialis dengan konten desain; Apakah ini pekerjaan konstruksi tunggal, pekerjaan bertahap, atau bagian?
· Measure of Control by The Client
Misalnya – apakah harus merancang sepenuhnya di tangan konsultan; beberapa desain detail ditempatkan sebagai tanggung jawab kontraktor; desain oleh subkontraktor spesialis; sejauh mana keinginan mengontrol pemilihan subkontraktor spesialis; berapa banyak ketergantungan yang dapat ditempatkan pada persyaratan yang ditentukan kinerja?
· Accountability
Misalnya - apakah adanya tujuan dari satu kesatuan tanggung jawab; apakah ada keinginan untuk menunjuk manajer proyek atau perwakilan?
· Appointment of a Contractor
Misalnya - apakah harus dengan negosiasi atau dengan tender kompetitif; apakah kontraktor yang akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi saja; apakah kontraktor memiliki beberapa tanggung jawab untuk desain; apakah kontraktor akan ditunjuk lebih awal untuk melakukan peran manajemen?
· Certainty of Final Cost
Misalnya - adakah kontrak lump sum disukai; apakah itu akan menjadi harga tetap atau dengan fluktuasi; keadaan remeasurement dan jumlah akhir yang pasti; apakah harus semua tender secara kompetitif?
· Start and Completion Times
Misalnya - apakah ini 'fast track' dengan seluruh program kritis menjadi prioritas; kapan tanggal mulai awal yang diinginkan; apakah ada waktu yang memadai menyiapkan informasi lengkap untuk keperluan tender?
· Restrictions
Misalnya - apakah pada lokasi proyek terdapat masalah keamanan atau permasalahan dengan bangunan di sekitarnya seperti akses atau kebisingan; pembatasan jam kerja; apakah bangunan masih beroperasi dan ditempati selama pekerjaan; apakah ada persyaratan khusus mengenai urutan operasi?
· Changes During Construction
Misalnya - apakah ada kemungkinan perubahan desain selama pekerjaan; dapatkah kontrak mengakomodasi variasi dan penilaian pekerjaan; sejauh mana perkiraan kuantitas atau prov.sum diperlukan?
· Assessment of Risks
Misalnya - apakah ini akan menjadi kontrak dengan risiko serendah mungkin secara keseluruhan; apa saja prioritas dalam menilai risiko pada biaya, waktu, dan kualitas atau kinerja?
· Building Relationships with The Supply Chain
Misalnya - apakah hubungan jangka panjang dengan pemasok atau rantai pasokan diperlukan dan secara berkelanjutan?
Dalam hal pilihan jatuh kepada Management Based, maka pemberi kerja menunjuk tim konsultan independen dan Management Contractor/Construction Manager yang memanajemeni sebuah paket pekerjaan konstruksi, dimana termasuk dalam tugasnya adalah ikut serta berkontribusi sesuai keahliannya, seperti dalam memberikan nasehat dalam pengembangan outline desain. MC umumnya menerima manajemen fee dari jasa yang diberikan termasuk yang dilakukannya pada tahap perencanaan. Jadi MC bukanlah Mainkon yang memberikan semua pekerjaannya ke subkon dan suplier. Berikut adalah skema perbedaan dari Tradisional/Konvensional dengan Main Contractor dan Management Contracting dengan Management Contractor.
-------------ooo-------------